Sang Messias
Dalam sejarah perjalanan ummat manusia, maka tidak ada berita yang paling menghebohkan tidak ada berita yang paling besar kecuali tentang berita datangnya Rasul baru. Tidak ada gosip, isu, hotnews kecuali tentang lahirnya seorang anak manusia yang akan menghancurkan raja bangsa-bangsa, tentang berita apa yang mereka pertanyakan yaitu tentang berita yang sangat besar, yaitu berita tentang kedatangan seorang Rasul, kenapa dikatakan berita sangat besar karena orang-orang pada saat itu telah beranggapan, beraqidah bahwa tidak ada lagi seorang Rasul, setelah Rasul yang mereka yakini.
Oleh karenanya dari sekian perintah untuk mengimani yang paling berat adalah iman kepada Rasul karena kalau iman kepada Allah itu sesuatu yang tidak masalah, semua orang tahu yang menciptakan Alam semesta ini adalah Allah Rabbul alamin, semua orang akan mengatakan Allah sang pencipta. Dengan berbagai macam sebutan, iman kepada malaikat juga orang percaya, iman kepada kekuatan-kekuatan yang ada pada alam ini, bahkan dalam ajaran islamisme ada 10 malaikat yang wajib diaqidahi itu soal yang gampang untuk diimani karena ghaib kata mereka. Iman kepada kitab-kitab Allah juga hal yang sederhana. Semua orang juga percaya dengan kitab-kitab tersebut, ada kitab Taurat, Injil dan Al Qur’an orang percaya karena barangnya ada. Kemudian iman kepada hari akhir juga orang percaya bahwa nanti akan ada hari akhirat setelah kehancuran dunia meskipun belum ada orang yang menyaksikan saat ini, tapi orang yang percaya saja. Paling tidak untuk berjaga-jaga karena jangan sampai dikatakan saya tidak beriman kepada hari akhir ternyata nanti ada barangnya jadi bisa celaka.
Melihat dari sejarah diutusnya Rasul ternyata yang paling berat itu adalah beriman kepada Rasul yang baru karena orang itu harus siap taat 24 jam kepada seluruh perintah Rasul tersebut. karena sesungguhnya ibadah itu adalah taat kepada perintah Rasul karena Allah tidak pernah turun memerintah langsung kecuali dengan mengutus seorang Rasul sebagai juru bicara Allah, sebagai wakil Allah, sebagai utusan Allah. Olehnya itu jika kita tanyakan kepada mereka yang merasa beriman, siapa yang memerintahkan mereka sholat, puasa, zakat ? Jika mereka menjawab Allah, maka mereka itu berkata dusta, apakah Allah pernah berbicara langsung kepada mereka. tentu tidakkan. Allah tidak pernah memerintahkan Abu Bakar untuk shalat, Karena Allah sudah menyerahkan pekerjaanNya itu kepada anak, semua penghakiman itu sudah diserahkan Allah kepada anakNya, kepada RasulNya karena Allah memerintah seseorang melalui mulut RasulNya, yang ada juga taatilah Allah dan taatilah Rasul maksudnya jika ingin mentaati Allah harus taat melalui RasulNya. Umar tidak pernah taat kepada Allah secara langsung, ketaatan ummar kepada Allah melalui RasulNya, olehnya itu siapa yang taat kepada Rasul berarti dia sudah taat kepada Allah yang mengutus dia.
Kepada Bani Israil Allah mengatakan kalian adalah ummat yang terbaik, yang paling mulia dari segala makhluk yang ada dimuka bumi ini, begitupun kepada ummat Muhammad Allah pun mengatakan Kalian adalah ummat yang terbaik, jika demikian apa maksud Allah mengatakan demikian, kenapa kepada Bani Israil Allah mengatakan termulia,dan kenapa juga kepada Bani Kedar Ismail Muhammad Allah mengatakan juga mulia, Jika demikian siapa yang mulia dong, semuanya mulia kata Allah, yang menjadi pertanyaan adalah kapan atau pada saat kondisi apa Bani Israil dan pada kondisi apa bani Ismail yaitu ummat Muhammad mulia dimata Allah, Apakah mungkin kemulian itu akan terus abadi untuk disandang oleh Bani Israil dan Bani Ismail? Jawabannya ternyata tidak. Kenapa ? Ketika Bani Israil dibawah komando Musa maupun Isa, masih konsis, masih setia kepada bapa, masih setia kepada Allah, tidak mensyarikatkan Allah, mereka tidak berlaku sundal, maka Allah cinta kepada bani Israil, maka selama Bani Israil tidak mengkhianati Allah, maka Bani Israil tetap akan menjadi pengantin Allah yang tercantik, sehingga bangsa-bangsa datang kepada mereka belajar, tapi begitu bani Israil sudah berbuat sundal, sudah melacurkan dirinya dimanapun dia berada, maka Allah tidak lagi mencintai Bani Israil, sama halnya dengan Ummat Muhammad, ketika ummat Muhammad menjadikan Al Qur’an sebagai system hidup dan kehidupannya, maka Allah angkat derajat orang-orang Mukmin itu, namun tatkala ummat Muhammad meninggalkan Al Qur’an maka naisbnya akan sama dengan Bani Israil, mereka akan kembali terpuruk, menjadi orang-orang yang terjajah, menjadi komunitas ummat yang tertindas,menjadi budak dari raja-raja bangsa hari ini.
Jadi sisi kemulian ummat tatkala dia tetap menjadi penguasa dunia, sebagaimana firman Allah dalam Kitabnya, 21/105. Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hambaku-hambaKu yang saleh.
Sebagaimana sejarah diutusnya Rasul Allah, 42/13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang Din apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah Din dan janganlah kamu berpecah belah didalamnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik Din yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
10/73 Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.
2/124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
7/137. Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Rabmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.
3/55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya."
5/3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) dinmu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu dinmu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi din bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Sudah merupakan ketetapan Allah bahwa setelah ummat yang dilahirkan akan digantikan oleh ummat yang lain sebagaimana Musa dahulu menjadikan Bani Israil sebagai bangsa yang besar, sebagai bangsa yang terbaik yang menghakimi ummat manusia dimuka bumi, maka setelah bangsa itu datang ajalnya atau batas waktu untuk berkuasa, maka Allah memberikan lagi kekuasaan tersebut untuk kaum yang lain, 7/169. Menurut ayat tersebut setelah kekuasaan Bani Israil yang dibangun oleh Musa sampai generasi Sulaiman maka datanglah generasi yang mewarisi Taurat, itu berarti generasi itu adalah generasi yang sudah tidak menjadikan hukum Allah sebagai satu-satunya hukum hidup dan kehidupan yang diundangkan Allah yang tercantum didalam kitab Taurat 14/28-29.
Namun demikinalah Allah yang mempunyai kerajaan dimuka bumi Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang dikehendaki dan mencabut kerajaan dari orang yang dikehendaki, Dia memuliakan orang yang dikehendaki dan Dia hinakan orang yang dikehendaki, karena ditangan Allahlah segala kebajikan. 3/26.
Itulah hukum yang terus berlangsung, itulah sunnatullah yang tidak berubah sepanjang jaman,
Jadi sebagaimana Allah menyatakan didalam Al Qur’an bahwa tugas untuk mengajarkan Al Kitab adalah tugas seorang Rasul yaitu yu’allimuhumul kitaaba walhikmata (mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah) 2/151. Dengan demikian orang yang paling faham tentang ilmu Allah adalah Rasul, karena hanya Rasul yang diberikan huda, maka wajar kalau hari ini orang tidak mengerti akan ilmu Allah, karena mereka belajar bukan dari mulut seorang Rasul, karena belajarnya dari mulut ustadz, ngajinya sama kyai, begitulah ilmu mereka, sudah sesat menyesatkan lagi. Olehnya itu ada peringatan dari Allah 6/116.
Kata Isa, jika kamu ingin masuk kerajaan surga harus melalui aku, karena akulah pintunya, kata Muhammad, jika engkau mencintai Allah maka ikutilah aku, saudara ingin masuk jannah lewat kyai mana bisa nyampe, nyasar iya, karena kata Isa mereka adalah pemberontak, perampok, mereka menjual ayat-ayat Allah dirumah Allah, mereka berdagang dirumah Allah, sama hari ini dengan kyai, ustadz pintenrya Cuma ngomong doang,ho ho ho ho ho amplop, apa bedanya dengan tukang dagang, seperti itulah para penjual ayat-ayat Allah, ada yang menjual lewat dzikir, ada yang menjual lewat Managemen Qolbu, dan ada yang bersyair. Apa bedanya dengan tugang dagang, Itu bukan pekerjaan Rasul tapi pekerjaan orang-orang yang bodoh kata Allah.
Bukan begitu cara Rasulullah membangkitkan ummat dari keterpurukan, dari ketertindasan,andaikan dengan dzikir, ibadah ritual, itung tai kambing ummat ini bisa selamat dari dulu ummat ini bangkit tapi ternyata utang kemana-mana, musibah dimana-mana, rumah rakyatnya tenggelam dan lain-lain, namun pemerintahnya pura-pura tidak melihat, begitulah kata Allah kabura maktan indallaahi taquulu maa la taf’alun. Sehingga Allah membuat bangsa ini menjadi chaos 28/58-59. 17/16
Begitulah cara Allah membinasakan suatu bangsa jika Allah sudah muak melihat bangsa itu, sehingga menjadi bumi tidak percaya lagi kepada langit, agar rakyat tidak percaya lagi kepada pemimpinnya, maka pada saat itulah bumi akan bertabrakan dengan langit, rakyat saling jotos dengan para pemimpin, lalu siapa yang akan menjadi juru selamatnya, dialah Al masih Al Maw’ud saat ini, dialah sang mesias yang dijanjikan oleh Allah melalui Muhammad.
maka Bukti bahwa Ummat Islam Bani Israil dan Ummat Islam Bani Kedar menjadi ummat yang mulia dimata Allah adalah saat mereka masih konsis kepada kitab-kitab Allah, 5/44-48, itulah kenapa Allah menyatakan saat ummat tersebut sudah meninggalkan apa yang diperintahkan 3/112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah dan tali dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
Tatkala ummat ini durhaka dan melampaui batas, mereka mengkufuri ayat-ayat Allah, mereka memutuskan tali (habl) dengan Allah maka disitulah Allah menimpakan kenistaan, kemudharatan, maka bangsa atau ummah yang tadinya menjadi khaira ummah akan berbalik keadaannya menjadi ummat yang terhina, maka saat ini siapa yang menjadi ummat yang terbaik ? jawabannya tidak ada, karena baik Bani Israil warisan Musa, maupun Bani Israil warisan Isa dan ummat Islam Bani kedar warisan Muhammad hari ini sudah meninggalkan apa yang telah diwahyukan kepada Musa, Isa dan Muhammad, dengan kata lain mereka sudah meninggalkan kitab-kitab Allah. Maka berkatalah Rasul: "Ya Rabku, sesungguhnya kaumku (bangsaku) menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan." 25/30
Mari kita jadikan ayat diatas sebagai landasan untuk berfikir kita, Rasul siapakah yang akan berkata pada ayat diatas?
Karena jika ayat diatas Muhammad yang akan berkata, bagaimana mungkin karena ayat diatas adalah ayat makkiyah, ayat yang turun di Mekkah, ayat yang turun sebelum Al Qur’an di mushafkan menjadi buku seperti saat ini.
Berarti ayat diatas adalah nubuwah Muhammad Rasulullah yang memprediksikan bahwa akan ada lagi seorang Rasul setelah Muhammad diakhir jaman yang akan dibangkitkan lagi oleh Allah, sehingga Rasul itulah nantinya yang akan berkata kepada bangsanya, Ya Allah, Ya Rabb Sang Pengatur alam semesta sesungguhnya bangsa ini sudah meninggalkan Al Qur’an.
Itulah sebabnya Muhammad mengatakan “Taraktufikum amraini, lam tudhillu ma in-amsaktum bihima: kitabullah wa sunnati rasulihi”
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara selama kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tidak akan tersesat (kalian tidak akan terjajah, kalian akan menjadi khalifah dunia) yaitu kitabullah wa sunnati rasulihi“
Al Kitab dan Sunnah Rasul adalah satu bahagian yang tidak terpisahkan, dimana Al Kitab adalah Al Huda dan Sunnah Rasul adalah bayyinat minal huda, jadi keduanya adalah satu badan, Al Kitab adalah konsep hidup dan sunnah Rasul adalah sebagai contoh dari aplikasi konsep hidup tersebut. Al Kitab sebagai teori dan Sunnah Rasul sebagai prakteknya.
Jika apabila saja manusia benar-benar mau mengkaji hadits tersebut, tentunya kita akan menemui bahwa Al Qur’an itu ternyata bukan untuk Abu Bakar, bukan untuk para sahabat tapi untuk satu kaum, satu masa diakhir zaman nanti, dimana keimanan mereka sama dengan keimanan para sahabat kepada Muhammad. Mereka akan iman kepada Allah dan RasulNya sama dengan cara iman para sahabat kepada Muhammad.
Jadi jika ayat 25/30 diaktualisasikan pada saat ini oleh seorang Rasul, maka barulah Al Qur’an itu kita nyatakan sodaqollahul adzim karena fakta antara petunjuk dan barangnya ada dilapangan. Maka kunci untuk mengembalikan ummat ini bangkit kembali adalah kembali kepada kitabullah wa sunnati rasulihi karena demikianlah sunnahnya. Huwallazii Arsala Rasuulahu bil huda. Muhammad memenangkan Din Al Islam dengan Al Qur’an, bukan dengan teori macam-macam, karena isi Al Qur’an merupakan petunjuk Al Huda dalam hal ber-Aqimuddin, jadi inti Al Qur’an adalah pedoman ummat manusia untuk menegakkan kembali kerajaan Allah dimuka bumi liyuzhirahu aladdini kullihi. Maka syaratnya adalah jadikan Al Qur’an dalam segala hal, min qulli amri kata Allah. Sekarang menjadi pertanyaan sudahkah bangsa ini menjadikan Al Qur’an sebagai min kulli amri? Jika tidak itu berarti bangsa ini adalah bangsa yang dimurkai oleh Allah. Oleh karenanya Allah butuh Sang Mesias, Allah butuh Al Masih yang akan menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan ummat Islam.
0 komentar:
Posting Komentar